Pertumbuhan dan Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Khalifah Utsman Bin Affan

Oleh: Abdul Ghofur

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga membawa bangsa Arab dari masa jahiliyah dan keterbelakangan menuju bangsa yang maju dan terkenal sampai sekarang ini. Pada masa perkembangannya, Islam mengalami beberapa kali pergantian khalifah setelah Rasulullah wafat untuk meneruskan perjuangan menegakkan agama Allah, dalam prosesnya diiringi dengan berbagai silang pendapat, perpecahan, pembunuhan, dan perang saudara.
Islam mengalami kejayaan (masa keemasan) dan kemunduran. Namun agama Islam terus berkembang dan dianut oleh manusia di berbagai belahan muka bumi. Setelah Nabi wafat maka dakwah Islamiyah diteruskan oleh khulafaurrasyidin, yaitu sahabat-sahabat Nabi yang dipandang memiliki kebijaksanaan, kemampuan, dan dapat mempimpin jalannya pemerintahan dan mampu memberikan pengarahan terhadap dakwah Islam serta menyelesaikan berbagai problematika umat. Dari sinilah muncul polemik seputar sahabat yang berhak menjadi pengganti kedudukan Nabi SAW, hal ini dapat dipahami disebabkan Nabi SAW tidak pernah menunjuk langsung salah seorang sahabat untuk menggantikan Nabi SAW.
Saat umat Islam kehilangan pemimpin yang selama ini menjadi tempat mengadu, para kepala kabilah sepakat untuk mengangkat dan membaiat Abu Bakar menjadi khalifah pertama. Di akhir kepemimpinan Abu Bakar menjadi khalifah, Abu Bakar bermusyawarah dengan pemuka sahabat dan kemudian sepakat untuk mengangkat Umar bin Khattab untuk menghindari perpecahan dan perselisihan yang terjadi di kalangan umat Islam. Kebijakan ini diterima oleh masyarakat dan kemudian sahabat Umar bin Khattab diangkat dan dibaiat menjadi Khalifah yang kedua. Kemudian di akhir kepemimpinan sahabat Umar bin Khattab beliau menunjuk sebuah tim untuk bermusyawarah siapa yang akan menggantikan Umar Bin Khattab. Akhirnya tim ini berhasil menunjuk Utsman sebagai khalifah, melalui persaingan yang agak ketat dengan Ali ibn Abi Thalib.
Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas secara lebih detail dan mendalam mengenai pertumbuhan dan perkembangan peradaban Islam pada masa khalifah ketiga Utsman bin Affan. Semoga dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman yang komprehensif.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Utsman bin Affan?
2. Bagaimana proses pengangkatan khalifah Utsman bin Affan?
3. Bagaimana karakter dan gaya kepemimpinan Utsman bin Affan?
4. Bagaimana peradaban Islam pada masa Utsman bin Affan?
5. Apa saja prestasi Utsman bin Affan?
6. Bagaimana kronologi terbunuhnya Utsman bin Affan?

C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui biografi Utsman bin Affan
2. Untuk mengetahui proses pengangkatan khalifah Utsman bin Affan
3. Untuk mengetahui karakter dan gaya kepemimpinan Utsman bin Affan
4. Untuk mengetahui peradaban Islam pada masa Utsman bin Affan
5. Untuk mengetahui apa saja prestasi Utsman bin Affan
6. Untuk mengetahui kronologi terbunuhnya Utsman bin Affan
Adapun manfaat penulisan makalah ini agar dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman secara lebih mendalam dan mendetail mengenai pertumbuhan dan perkembangan peradaban Islam pada masa khalifah Utsman bin Affan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Utsman bin Affan
Utsman dilahirkan pada tahun ke enam dari tahun gajah. Nama aslinya adalah Utsman bin Affan bin Al-‘Ash bin Umayyah bin Abdus Syams bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib, Al-Quraisy Al-Umawi Al-Makki Al-Madani, Abu ‘Amr. Ibu Utsman bernama Arwa binti Kariz bin Rabi’ah bin Habib bin Abdus Syams bin Abdu Manaf.
Ayah Utsman, Affan adalah seorang saudagar yang kaya raya dari suku Quraisy-Umayyah. Nasab Utsman melalui garis ibunya bertemu dengan nasab Nabi Muhammad SAW pada Abdi Manaf ibn Qushayi. Kalau Utsman bersambung melalui Abdul Muthalib ibn Hasyim ibn Abdi Manaf. Baik suku Umayyah maupun suku Hasyim sejak sebelum Islam sudah mengadakan persaingan dan permusuhan yang sangat keras. Setelah Islam, Nabi berusaha mendamaikan kedua suku maupun suku-suku lain melalui ikatan perkawinan dan juga melancarkan dakwah Islam.
Utsman bin Affan menikah dengan putri Nabi yang bernama Ruqayyah dan Ummi Kultsum yang meninggal pada tahun 9 H. Tidak ada seorangpun dari kalangan sahabat yang menikah dengan putri Rasulullah SAW sampai dua kali, oleh karena itu beliau dijuluki dengan dzun-nurain (pemilik dua cahaya). Dia termasuk kalangan sahabat yang pertama kali masuk Islam, orang yang pertama kali melakukan hijrah, salah seorang dari sepuluh orang sahabat yang mendapat jaminan surga dari Rasulullah, dan salah seorang sahabat penghimpun Al-Qur’an.
Sahabat Utsman bin Affan termasuk sahabat yang paling kaya dan dermawan. Hal ini dibuktikan beliau membeli telaga milik Yahudi seharga 12.000 dirham dan menghibahkan untuk kaum muslimin saat hijrah ke Yatsrib, mewakafkan tanah seharga 15.000 dinar untuk perluasan Masjid Nabawi, menyerahkan 940 ekor unta, 60 ekor kuda, 10.000 dinar untuk keperluan Jaisyul Usrah (bekal pasukan yang sedang mengalami kesulitan) pada Perang Tabuk, membebaskan satu budak laki-laki dan perempuan setiap hari Jumat, dan menjual barang kebutuhan sehari-hari dengan harga murah saat paceklik.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW, Utsman mengikuti beberapa peperangan, di antaranya Perang Uhud, Khaibar pembebasan kota Mekah, Perang Thaif, Hawazin, dan Tabuk. Pada Perang Badar, Utsman tidak ikut karena diperintahkan oleh Rasulullah menunggu istrinya yang sedang sakit sampai meninggalnya.

B. Proses Pengangkatan Utsman bin Affan
Menjelang wafatnya Umar bin Khattab, Umar telah membentuk majelis khusus untuk pemilihan khalifah berikutnya. Majelis atau panitia pemilihan itu terdiri dari enam sahabat dari berbagai kelompok. Mereka adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin ‘Ubaidillah, az-Zubair bin al-Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan Abdurrahman bin Auf. Mereka berkumpul untuk bermusyawarah di sebuah rumah membicarakan tentang urusan ini, hingga akhirnya mengerucut pada tiga kandidat, yaitu Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman bin Auf, dan Utsman bin Affan.
Dalam Musnad Imam Ahmad disebutkan dari Abi Wail dia berkata: Saya katakan kepada Abdurrahman bin Auf: Bagaimana kau membaiat Utsman dan kau tinggalkan Ali? Dia berkata: Apakah saya salah dengan membaiatnya? Saya pertama kali mengajukan urusan ini kepada Ali dan saya katakan: Saya akan membaiatmu dengan kitab Allah, Sunnah Rasulullah dan atas sunnah Abu Bakar dan Umar! Namun dia berkata: Semampu saya! Lalu saya tawarkan kepada Utsman dan dia berkata: Ya!
Diriwayatkan bahwa Abdurrahman berkata kepada Utsman di sebuah tempat tertutup: Jika saya tidak membaiatmu, maka siapa yang kau usulkan? Ia berkata “Ali”. Kemudian ia (Abdurrahman) berkata kepada Ali, jika saya tidak membaiatmu, maka siapa yang kau usulkan untuk dibaiat? Ali berkata, “Utsman”. Kemudian ia memanggil Zubair bin Awwam dan berkata: Jika saya tidak membaiatmu, siapa yang kamu usulkan? Dia menjawab Ali atau Utsman. Kemudian ia memanggil Sa’ad dan berkata: Siapa yang kau usulkan untuk menjabat khalifah? Adapun saya dan engkau sama-sama tidak menyukainya, dia berkata: Utsman. Lalu Abdurrahman bin Auf bermusyawarah dengan tokoh-tokoh lainnya, ternyata mayoritas memilih Utsman sebagai khalifah. Dari percakapan dua sahabat tersebut, maka tampak bahwa sesungguhnya Utsman dan Ali tidak ambisius menjadi khalifah, justru keduanya saling mempersilahkan untuk menentukan khalifah secara musyawarah.
Abdurrahman langsung membaiatnya saat itu juga diikuti oleh para sahabat dan kaum muslim. Orang kedua yang membaiat Utsman adalah Ali bin Abi Thalib. Dengan demikian kaum muslim bersepakat menerima Utsman sebagai khalifah setelah Umar bin Khattab. Haris bin Mudhrab berkata, “Aku berjanji pada masa Umar, kaum muslim itu tidak merasa ragu bahwa khalifah berikutnya adalah Utsman.” Riwayat lain menyatakan bahwa Ali adalah orang pertama yang membaiat Utsman. Dan ada pula yang menyebutkan Ali adalah orang terakhir yang membaiat Utsman.

C. Karakter dan Gaya Kepemimpinan Utsman bin Affan
Utsman bin Affan dikenal sebagai seorang pemimpin yang familier dan humanis. Namun gaya kepimimpinan yang familier berdampak kurang baik, yaitu munculnya nepotisme dalam pemerintahan Utsman, sebab Utsman kemudian banyak mengangkat pejabat-pejabat Negara dari kerabatnya sendiri dan kurang mengakomodir pejabat di luar kerabat beliau. Inilah yang kemudian menyebabkan munculnya kerusuhan dan pergolakan dalam pemerintahannya.
Pandangan lain menyatakan adanya upaya memojokkan pemerintahan Utsman bin Affan sebagai rezim nepotisme yang hanya berangkat dari satu sudut pandang dengan argumentasi motif sosial politik belaka. Sumber data yang tersedia kebanyakan didominasi oleh naskah yang ditulis pada masa dinasti Abbasiyah, yang secara politis telah menjadi rival bagi Muawiyah, keluarga, dan sukunya, tidak terkecuali khalifah Utsman bin Affan. Terhadap berbagai kecaman tersebut, khalifah telah berupaya untuk mengklarifikasi dan melakukan tindakan politis sebatas kemampuan.
Hal ini misalnya dapat dilihat tentang pemborosan uang negara, Utsman menepis keras tuduhan keji ini. Benar jika ia dikatakan banyak membantu saudara-saudaranya dari Bani Umayyah, tetapi itu diambil dari kekayaan pribadinya. Sama sekali bukan dari kas negara, bahkan khalifah tidak mengambil gaji yang menjadi haknya. Pada saat menjabat khalifah, justru Utsman jatuh miskin. Selain karena harta yang ia miliki digunakan untuk membantu sanak familinya, juga karena seluruh waktunya dihabiskan untuk mengurusi permasalahn kaum muslimin.
Dalam sebuah khotbahnya Utsman pernah menyatakan sebuah bukti kuat tentang kekayaan yang masih dimilikinya guna membantah isu korupsi sebagai berikut: “Pada saat pencapaianku menjadi khalifah, aku adalah pemilik kambing dan unta yang paling banyak di Arab. Hari ini aku tidak memiliki kambing atau unta kecuali yang digunakan untuk kendaraan dalam ibadah haji”. Sehingga tidak ada lagi kesempatan untuk mengumpulkan harta seperti di masa sebelum diangkat menjadi khalifah. Tentang penyokong mereka, aku memberikan kepada mereka apa pun yang dapat aku berikan dari milikku pribadi. Tentang harta kekayaan negara, aku menganggapnya tidak halal, baik bagi diriku sendiri maupun orang lain (keluargaku). Aku tidak mengambil apa pun dari kekayaan negara, apa yang aku makan adalah hasil nafkahku sendiri.
Oleh karenanya tuduhan nepotisme terhadap kepemimpinan Utsman bin Affan hanyalah entrik politik oleh para pesaingnya yang juga memilki kepentingan kekuasaan, hal tersebut terlihat dari adanya reaksi-reaksi mereka yang sengaja mengeruhkan suasana agar pemerintahan dalam keadaan goyang, sembari mencari titik kelemahan yang dimilki oleh Khalifah Utsman bin Affan. Tuduhan pemborosan uang negara dan tuduhan nepotisme ini terbukti tidak benar karena tidak semua pejabat yang diangkat merupakan kerabatnya. Selain itu meski kerabatnya sendiri, jika pejabat tersebut melakukan kesalahan maka Utsman tidak segan-segan untuk menghukum dan memecatnya.
Sayangnya tuduhan nepotisme itu terlalu kuat, sehingga banyak yang beranggapan bahwa Utsman telah melakukan nepotisme. Hal ini diperkuat dengan adanya golongan Syiah, yaitu golongan yang sangat fanatik terhadap Ali dan berharap Ali yang menjadi khalifah bukan Utsman. Fitnah yang terus melanda Utsman inilah yang memicu kekacauan dan akhirnya menyebabkan Utsman terbunuh di rumahnya.

D. Peradaban Islam Masa Utsman bin Affan
1. Ekspansi Daerah Kekuasaan
Utsman bin Affan menjabat sebagai khalifah semenjak 23-35 H atau 644-656 Masehi. Ia merupakan khalifah yang memerintah paling lama, yaitu 12 tahun. Dari segi politik, Utsman merupakan khalifah yang paling banyak melakukan perluasan daerah (ekspansi). Hal ini sebanding dengan lamanya ia menjabat sebagai khalifah. Pada masanya, Islam telah berkembang di Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan bagian yang tersisa dari Persia, Transoxania, dan Tabaristan. Pesatnya perkembangan wilayah Islam didasarkan karena tingginya semangat dakwah menyebarkan agama Islam dan sikap para pendakwah Islam yang santun dan adil sehingga membuat Islam mudah untuk diterima para penduduk wilayah-wilayah tersebut.
Selain banyak melakukan perluasan daerah, dari segi politik, Utsman adalah khalifah pertama yang membangun angkatan laut. Alasan pembuatan angkatan laut tersebut masih berhubungan dengan keinginan untuk memperluas daerah Islam. Karena untuk mencapai daerah-daerah yang akan ditaklukkan harus melalui perairan, Utsman berinisiatif untuk membentuk angkatan laut. Selain itu, pada saat itu banyak terjadi serangan-serangan dari laut. Hal ini semakin memperkuat alasan Utsman untuk membentuk angkatan laut dan memberikan kepercayaan tersebut kepada Muawiyah bin Abi Sofyan.
2. Pembukuan Al-Qur’an
Pada masa Abu Bakar, tugas pengumpulan Al-Quran telah selesai dengan baik dikerjakan oleh tim Zaid bin Sabit. Kekhawatiran bahwa Al-Quran akan lenyap dengan wafat atau syahidnya para sahabat yang hafal Al-Quran tidak ada lagi. Umat Islam merasa tenteram terhadap kitab sucinya dan terpelihara dengan baik.
Pada masa Umar bin Khattab, tugas pengumpulan dan penyempurnaan Al-Quran itu tidak dilanjutkan. Boleh jadi khalifah menganggap masih banyak persoalan penting lainnya yang harus diselesaikan. Fokus perhatian khalifah waktu itu adalah bidang penyiaran agama Islam dengan sendirinya mengurangi waktu dan energi. Berturut-turut dalam waktu 10 tahun seluruh semenanjung Arabia, Suriah, Irak, Parsi (Iran sekarang), Palestina, Mesir, Khurasan, dan lain-lain sudah berada di bawah panji-panji Islam.
Pada saat Umar wafat, Al-Quran masih belum sempurna dibukukan, sekalipun tidak ada kekhawatiran ayat-ayat suci tersebut akan hilang karena tersimpan dengan rapi di rumah khalifah. Pada masa Utsman wilayah kekuasaan khalifah semakin luas. Daerah Afrika Utara, Asia Tengah, dan lainnya dimasuki para juru dakwah Islam. Karena semakin luasnya daerah Islam dan semakin beraneka ragam bangsa-bangsa non-Arab yang memeluk agama Islam, maka persoalan yang berhubungan dengan kitab suci Al-Quran muncul kembali.
Diriwayatkan oleh Bukhari dari sahabat Huzaifah ibnu Yaman yang dapat dianggap sebagai motif yang mendorong khalifah Utsman mengumpulkan dan menyeragamkan penulisan Al-Quran. Abu Huzaifah kebetulan ikut berperang bersama prajurit Islam lainnya pada pertempuran Armenia dan Azerbaijan, dan kemenangan diperoleh umat Islam. Selesai pertempuran Abu Huzaifah menghadap khalifah. Dia menceritakan pengalamannya sehubungan dengan Al-Quran. Dia melaporkan bahwa dewasa ini mulai timbul gejala-gejala perbedaan pendapat mengenai soal qira’at Al-Quran di kalangan umat Islam.
Hal ini segera ini ditanggapi oleh khalifah. Ia mengirim utusan kepada Hafsah binti Umar (istri Rasulullah SAW) untuk meminta mushaf yang disimpan di rumahnya. Hafsah memenuhi permintaan itu, dan berdasarkan mushaf yang asli dan otentik itu, Utsman mulai bekerja. Zaid yang waktu itu masih hidup, ditunjuk oleh Utsman sebagai ketua tim pembukuan Al-Quran dengan anggota-anggotanya. Utsman menggariskan kerja tim Zaid ini sebagai tersebut dalam amanahnya: “Apabila kalian berbeda pendapat dengan Zaid bin Sabit mengenai sesuatu yang menyangkut Al-Quran, hendaklah kalian tulis ia dengan bahasa Quraisy, sebab sesungguhnya ia diturunkan dengan bahasa mereka.”
Dengan demikian, Utsman menetapkan bahasa Quraisy sebagai bahasa standar dalam soal penulisan dan perbedaan. Dalam penyusunan ini dimaksudkan untuk mengakhiri perbedaan-perebedaan serius dalam bacaan Al-Quran. Hasil usaha tim Zaid yang diserahkan kepada khalifah itu selanjutnya disebut mushaf Al Imam atau lebih dikenal sebutan “Mushaf Utsmani”. Utsman memerintahkan menyalin mushaf Abu Bakar (yang ada pada Hafsah) sebanyak 5 salinan. Empat salinan itu dikirim kepada penguasa di Mekah, Kufah, Basrah, dan Suriah, aslinya dipegang oleh Utsman sendiri. Setelah itu beliau memerintahkan kaum muslimin membakar semua catatan-catatan yang ada selain mushaf dan beliau memerintahkan agar Al-Quran dibaca menurut qira’at yang terdapat dalam materi mushaf Ustmani atau Mushaf Imam. Kemudian khlalifah Utsman menegaskan bahwa Mushaf Utsman adalah salinan dari mushaf yang asli secara sah, digunakan sebagai pegangan bagi umat dengan mushaf yang sudah teratur dan sempurna, sehingga segala perbedaan yang timbul dalam soal qira’at dan lain-lain dapat dikendalikan.
3. Politik dan Pemerintahan
Para pencatat sejarah membagi masa pemerintahan Utsman menjadi dua periode, yaitu pada periode kemajuan dan kemunduran sampai ia terbunuh. Periode pertama, pemerintahan Utsman membawa kemajuan luar biasa berkat jasa panglima yang ahli dan berkualitas di mana peta Islam sangat luas dan bendera Islam berkibar dari perbatasan Aljazair (Barqah Tripoli, Syprus di front al-Maghrib bahkan ada sumber menyatakan sampai ke Tunisia). Di al-Maghrib, di utara sampai ke Aleppo dan sebagian Asia kecil, di Timur laut sampai ke Mawara al-Nahar Transoxiana, dan di Timur seluruh Persia bahkan sampai di perbatasan Balucistan (sekarang wilayah Pakistan), serta Kabul dan Ghazni. Selain itu ia juga berhasil membentuk armada laut dengan kapalnya yang kokoh dan menghalau serangan-serangan di laut tengah yang dilancarkan oleh tentara Bizantium dengan kemenangan pertama kali di laut dalam sejarah Islam.
Pada periode kedua, kekuasaannya identik dengan kemunduran dengan huru-hara dan kekacauan yang luar biasa sampai ia wafat. Para pejabat dan para panglima era Umar hampir semuanya dipecat oleh Utsman, kemudian mengangkat dari keluarga sendiri yang tidak mampu dan tidak cakap sebagai pengganti mereka. Adapun para pejabat Utsman yang berasal dari famili dan keluarga dekat, di antaranya Muawiyah bin Abi Sofyan, Gubernur Syam, satu suku dan keluarga dekat Utsman. Oleh karena itu, Utsman diklaim bahwa ia telah melakukan nepotisme.
Namun pada kenyataannya bukan seperti apa yang telah dituduhkan kepada Utsman, dengan berbagai alasan yang dapat dicatat bahwa Utsman tidak melakukan nepotisme, di antaranya:
a. Para gubernur yang diangkat oleh Utsman tidak semuanya famili Utsman. Ada yang saudara atau anak asuh, ada yang saudara susuan, ada pula saudara tiri.
b. Ia mengangkat familinya tentunya atas pertimbangan dari beberapa faktor yang melatarbelakanginya.
c. Meskipun sebagian pejabat diangkat dari kalangan famili, namun mereka semuanya punya reputasi yang tinggi dan memiliki kemampuan.
Melihat fakta-fakta tersebut di atas, jelas bahwa nepotisme Utsman tidak terbukti. Karena pengangkatan saudara-saudaranya itu berangkat dari profesionalisme kinerja mereka di lapangan. Akan tetapi memang pada masa akhir kepemimpinan Utsman, para gubernur yang diangkat tersebut bertindak sewenang-wenang terutama dalam bidang ekonomi. Mereka di luar kontrol Utsman yang memang sudah berusia lanjut sehingga rakyat menganggap hal tersebut sebagai kegagalan Utsman.
Pada masa pemerintahannya, harta berlimpah, sampai-sampai ia pernah mengutus budak perempuan untuk menimbangnya. Ia adalah orang pertama yang memperluas Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, membangun pangkalan angkatan laut, menyuruh membentuk kepolisian Negara, dan mendirikan gedung pengadilan. Ia juga yang mendahulukan khotbah pada shalat Ied dan menambahkan azan pada shalat Jum’at.
4. Militer
Pada pemerintahan Utsman negeri Tabaristan berhasil ditaklukan oleh Sa`id bin Ash. Dikatakan bahwa tentara Islam dalam penaklukan ini telah menyertakan Al-Hasan dan Al-Husain, kedua putra Ali, begitu pula Abdullah bin Al-Abbas, Amr bin Ash, dan Zubair bin Awwam. Pada masa pemerintahan Utsman pun kaum muslimin berhasil memaksa raja Jurjun untuk memohon berdamai dari Sa`ad bin Ash dan untuk ini ia bersedia menyerahkan upeti senilai 200.000 dirham setiap tahun kepadanya.
Termasuk juga menumpas pendurhakaan dan pemberontakan yang terjadi di beberapa negeri yang telah masuk ke bawah kekuasaan Islam di zaman Umar. Pendurhakaaan itu ditimbulkan oleh pendukung- pendukung pemerintah yang lama atau dengan kata lain pemerintahan sebelum daerah itu berada dalam kekuasaan Islam, mereka hendak mengembalikan kekuasaannya. Daerah tersebut antara lain adalah Khurasan dan Iskandariyah.
Pada tahun 25 H penguasa di Iskandariyah mengingkari perjanjiaan dengan Islam, karena mereka dihasut oleh bangsa Romawi yang menjanjikan mereka bermacam-macam janji yang muluk-muluk. Maka Utsman memerintahkan gubernur Amru bin Ash yang ketika itu menjabat sebagi penguasa di Mesir untuk memerangi Iskandariyah, sehingga akhirnya penguasanya mengutus dutanya untuk membuat perjanjian dan kembali tunduk kepada kerajaan Islam di Madinah.
Pada tahun 31H penduduk Khurasan mendurhaka sehingga Utsman mengirim Abdullah bin Amir, gubernur Basrah, bersama sejumlah besar tentara untuk menaklukkan kembali mereka. Terjadilah perang antara tentara Islam dengan penduduk Merw, Naisabur, Nama, Hirang, Fusang, Bigdis, Merw As-Syahijan, dan lain-lain dari penduduk wilayah Khurasan. Dalam perang ini kaum muslimin berhasil menaklukan kembali wilayah Khurasan.
Menurut para ahli sejarah mereka berpendapat bahwa zaman pemerintahan khalifah Utsman bin Affan sebagai zaman keemasan di mana tentara Islam mendapat kemenangan yang luar biasa, satu demi satu, dan mereka dapat mengusai banyak dari negeri-negeri yang dahulunya berada di bawah kekuasaan Romawi, Persia, dan Turki. Secara singkat umat Islam pada saat itu telah sampai pada puncak kekuasaan dan kekuatan di bidang kemiliteran, yang tidak diraih oleh zaman-zaman sesudahnya.
5. Perekonomian
Dari segi ekonomi, yaitu tentang pelaksanaan baitul maal, Utsman hanya melanjutkan pelaksanaan yang telah dilakukan pada masa sebelumnya, yaitu Abu Bakar dan Umar. Namun, pada masa Utsman, Ia dianggap telah melakukan korupsi karena terlalu banyak mengambil uang dari baitul maal untuk diberikan kepada kerabat-kerabatnya. Padahal, tujuan dari pemberian uang tersebut karena Utsman ingin menjaga tali silaturahim. Selain itu, di samping dari segi baitul maal, Utsman juga meningkatkan pertanian. Ia memerintahkan untuk menggunakan lahan-lahan yang tak terpakai sebagai lahan pertanian.
Dari segi pajak, Utsman, sama seperti dari segi baitul maal, melanjutkan perpajakan yang telah ada pada masa Umar. Namun sayangnya, pada masa Utsman pemberlakuan pajak tidak berjalan baik sebagaimana ketika masa Umar. Pada masa Utsman, demi memperlancar ekonomi dalam hal perdagangan, ia banyak melakukan perbaikan fasilitas, seperti perbaikan jalan-jalan dan sebagainya.
6. Sosial, Budaya, dan Pendidikan
Dari dimensi sosial budaya, ilmu pengetahuan berkembang dengan baik. Pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan erat kaitannya dengan perluasan wilayah Islam. Dengan adanya perluasan wilayah, maka banyak para sahabat yang mendatangi wilayah tersebut dengan tujuan mengajarkan agama Islam. Selain itu adanya pertukaran pemikiran antara penduduk asli dengan para sahabat juga menjadikan ilmu pengetahuan berkembang dengan baik. Dari segi sosial budaya, Utsman juga membangun mahkamah peradilan. Hal ini merupakan sebuah terobosan, karena sebelumnya peradilan dilakukan di masjid. Utsman juga melakukan penyeragaman bacaan Al Qur’an juga perluasan Masjid Haram dan Masjid Nabawi.
Penyeragaman bacaan dilakukan karena pada masa Rasulullah SAW, beliau memberikan kelonggaran kepada kabilah-kabilah Arab untuk membaca dan menghafalkan Al Qur’an menurut lahjah (dialek) masing-masing. Seiring bertambahnya wilayah Islam dan banyaknya bangsa-bangsa yang memeluk agama Islam, maka diperlukan penyeragaman bacaan yang menjadi semakin bervariasi. Perluasan Masjid Haram dan Masjid Nabawi sendiri dilakukan karena semakin bertambah banyaknya umat muslim yang melaksanakan haji setiap tahunnya.

E. Prestasi Utsman bin Affan
Prestasi yang dicapai pada masa khalifah Utsman bin Affan semasa pemerintahannya antara lain:
1. Perluasan wilayah (ekspansi) dari perbatasan Aljazair (Barqah Tripoli, Syprus di front al-Maghrib bahkan ada sumber menyatakan sampai ke Tunisia). Di al-Maghrib, di utara sampai ke Aleppo dan sebagian Asia kecil, di Timur laut sampai ke Mawara al-Nahar Transoxiana, dan di Timur seluruh Persia bahkan sampai di perbatasan Balucistan (sekarang wilayah Pakistan), serta Kabul dan Ghazni.
2. Membangun dan memperluas Masjid Haram dan Masjid Nabawi.
3. Keberhasilan penulisan, pengumpulan, dan pembukuan Al-Qur’an, adapun yang menjadi ketua penulisan adalah Zaid bin Tsabit.
4. Membangun pangkalan angkatan laut, membentuk kepolisian Negara, dan mendirikan gedung pengadilan.
5. Melanjutkan pelaksanaan baitul maal dan sistem perpajakan khalifah sebelumnya. Serta untuk memperlancar ekonomi perdagangan, dilaksanakan perbaikan fasilitas, seperti perbaikan jalan-jalan dan sebagainya.
6. Ilmu pengetahuan berkembang dengan baik dan pesat. Pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan erat kaitannya dengan perluasan wilayah Islam, sehingga Islam lebih dikenal di berbagai belahan dunia.

F. Kronologi Terbunuhnya Utsman bin Affan
Fitnah yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak suka kepada khalifah Utsman bin Affan semakin tersebar di berbagai kota. Gagasan mosi tidak percaya kepada khalifah Utsman semakin luas dan tidak pernah berhenti. Mereka mengajak seluruh kaum muslimin untuk pergi ke Madinah menghadap kepada khalifah untuk menyampaikan mosi tidak percaya kepada para pejabat yang diangkat oleh Utsman.
Jumlah para penyebar fitnah sekitar 1000 orang mereka menyusun strategi dengan membagi menjadi beberapa kelompok, tugas untuk menyebar fitnah di Mesir adalah Abdullah bin Saba’ dan al-Ghifaqi bin Harb, di Kufah disebarkan oleh Amr bin Ashm dan Zaid bin Shaujan Al-Abdi, di Basrah disebarkan oleh Harqus bin Zahir dan Hakim bin Jabalah Al-Abdi.
Pada awalnya mereka datang ke Madinah hanya ingin menyampaikan kepada Utsman bahwa mereka meminta khalifah Utsman bin Affan mengganti gubernur dan pejabat yang menyeleweng, setelah permintaan mereka dikabulkan oleh Utsman mereka kembali ke Mesir dengan dikomandoi oleh Muhammad bin Abu Bakr. Di tengah perjalanan mereka menemukan surat yang diberi stempel atas nama Utsman bin Affan yang berisi perintah kepada Gubernur Mesir untuk membunuh Muhammad bin Abu Bakr dan kaumnya. Surat ini menjadi dasar bagi kemarahan para pemberontak dan mereka segera meminta penjelasan kepada Utsman.
Sekembalinya dari mereka ke Madinah, Muhammad bin Abu Bakr bertemu Ali bin Abi Thalib tentang alasan mereka kembali kemudian Ali menjelaskan bahwa surat itu palsu. Namun keadaan semakin gawat karena pemberontak Muhammad bin Abu Bakr segera menyerbu rumah Utsman bin Affan. Pada saat itu Utsman berada di dalam rumah dan rumah beliau dijaga oleh orang-orang Muhajirin dan Anshar berjumlah 700 orang. Utsman bin Affan lantas menyampaikan nasehat kepada pemberontak tidak dibenarkan mengalirkan darah seorang muslim, kecuali karena tiga alasan, kafir, berzina, dan membunuh.
Namun nasehat ini tidak dihiraukan oleh kaum pemberontak sehingga mereka terus mengepung rumah Utsman bin Affan selama 40 hari serta tetap bersikap kasar kepada Utsman bin Affan kemudian pemberontak dapat masuk ke rumah dan mendapati Utsman sedang membaca Al-Qur’an dan sedang berpuasa lalu mereka membunuh Utsman bin Affan dengan kejam.
Pada saat terjadi pembunuhan itu di manakah para sahabat berada? Tidak adakah bantuan dari sahabat yang menghalau pemberontak? Para sahabat sebenarnya tidak tinggal diam bahkan menawarkan beberapa bantuan dan siap membela, namun Utsman bin Affan menolak dan hendak menyelesaikan masalah tanpa terjadi penumpahan darah beliau juga telah mengetahui dari hadis Rasulullah SAW bahwa Utsman akan meninggal dengan terbunuh, Utsman juga mengetahui bahwa jumlah pemberontak sangat banyak dan Utsman tidak menginginkan terjadi pertumpahan darah, fitnah menghendaki adanya orang-orang yang tidak berdosa menjadi korban, dan Utsman memilih bersabar agar menjadi saksi kepada para sahabat bahwa perintahnya dan penumpahan darahnya dengan tanpa alasan yang benar.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian dan penjelasan tentang pertumbuhan dan perkembangan peradaban Islam pada masa khalifah Utsman bin Affan pada makalah ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Utsman dilahirkan pada tahun ke enam dari tahun gajah. Nama aslinya adalah Utsman bin Affan bin Al-‘Ash bin Umayyah bin Abdus Syams bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib, Al-Quraisy Al-Umawi Al-Makki Al-Madani, Abu ‘Amr. Nasab Usman melalui garis ibunya bertemu dengan nasab Nabi Muhammad SAW pada Abdi Manaf ibn Qushayi.
2. Utsman bin Affan diangkat menjadi khalifah melalui tim pelaksana pemilihan yang terdiri dari Ali bin Abi thalib, Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Zubair, Sa’ad bin Abi Waqqas, dan Thalhah. Adapun sebagai ketua tim adalah Abdurrahman bin Auf.
3. Utsman bin Affan dikenal sebagai seorang pemimpin yang familier dan humanis. Namun gaya kepimimpinan yang familier berdampak kurang baik, yaitu munculnya nepotisme dalam pemerintahan Utsman, sebab Utsman kemudian banyak mengangkat pejabat-pejabat Negara dari kerabatnya sendiri dan kurang mengkomodir pejabat di luar kerabatnya. Meskipun tuduhan tersebut tidak sepenuhnya benar, namun hal tersebut menyebabkan pergolakan dalam pemerintahan Utsman.
4. Pada masa pemerintahan khalifah Utsman bin Affan terjadi peradaban yang luar biasa serta kemajuan dalam berbagai lini kehidupan, di antaranya ekspansi daerah kekuasaan, bidang politik pemerintahan, militer, perekonomian, sosial budaya, dan pendidikan. Juga yang terpenting adalah berhasil dibukukannya Al-Qur’an yang disebut mushaf Al Imam atau lebih dikenal Mushaf Utsmani.
5. Prestasi yang dicapai pada masa khalifah Utsman bin Affan semasa pemerintahannya antara lain: a) Perluasan wilayah (ekspansi) di berbagai wilayah Timur Tengah dan di sekitarnya. b) Membangun dan memperluas Masjid Haram dan Masjid Nabawi. c) Keberhasilan pembukuan Al-Qur’an. d) Membangun pangkalan angkatan laut, membentuk kepolisian Negara, dan mendirikan gedung pengadilan. e) Melanjutkan pelaksanaan baitul maal dan sistem perpajakan khalifah sebelumnya dan memperlancar ekonomi perdagangan, dilaksanakan perbaikan fasilitas, seperti perbaikan jalan-jalan dan sebagainya. e) Ilmu pengetahuan berkembang dengan baik dan pesat.
6. Fitnah yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak suka kepada khalifah Utsman bin Affan semakin tersebar di berbagai kota. Gagasan mosi tidak percaya kepada khalifah Utsman semakin luas dan tidak pernah berhenti. Akhirnya khalifah Utsman dibunuh dengan kejam oleh para pemberontak.

B. Saran
Sebagai generasi intelektual muda muslim kita hendaknya memiliki sikap yang arif dan bijak dalam melihat dan memahami sejarah peradaban Islam. Karena sejarah ditulis oleh seseorang sesuai dengan pengalaman dan latar belakang kehidupan masing-masing. Kita hendaknya menghargai setiap tulisan yang dibuat sejarawan. Dari sejarah itu, kita bisa belajar hal-hal penting untuk kemajuan dan menghindari hal-hal yang menyebabkan perpecahan dan kemunduran. Utamanya untuk kemajuan Islam, mewujudkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Hafizh Ibnu Katsir. 2012. Perjalanan Hidup Empat Khalifah Rasul Yang Agung. Jakarta: Darul Haq.
Ali Mufradi. 1997. Islam di Kawasan Kebudayaan Arab. Jakarta: Logos.
Badri Yatim. 2013. Sejarah Peradaban Islam; Dirasah Islamiyah II. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Dedi Supriyadi. 2016. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Imam As-Suyuthi. 2000. Tarikh Khulafa. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Khairul Amru Harahap. 2009. Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah. Jakarta: Al-Kaustar.
Musthafa Murad. 2007. Kisah Kehidupan Usman Ibn Affan. Jakarta: Zaman.
Samsul Munir Amin. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.
Tim Riset dan Studi Islam Mesir, al-Mausu’ah al-Mubassirah fi al-Tarikh al-Islami, terj. M.Taufik dan Ali Nurdin. 2013. Ensiklopedi Sejarah Islam. Jakarta: Al-Kautsar.

IMG-20161127-WA0012

Perkuliahan Sejarah Kebudayaan dan Peradaban Islam bersama Bp. Dr. H. Amir Mahmud, M.Ag. – UNU Surakarta

IMG-20161127-WA0001

IMG-20161127-WA0011

49 thoughts on “Pertumbuhan dan Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Khalifah Utsman Bin Affan

  1. Firyal daffa nisrinna

    Sebaiknya, pada proses pengangkatan khalifah utsman disertakan tahun beliau diangkat menjadi khalifah. Tidak hanya di bagian ekspansi dakwah saja. Terimakasih.

    Suka

    Balas
    1. Syifaul Kholida (X IPA 6)

      Sebaiknya kita dapat mengambil teladan dari khalifah Utsman yang beraikap baik hati dan lemah lembut kepada siapapun 🙂

      Suka

      Balas
    1. Dhiya Raudlotul Asfa (X IPA 2)

      Terimakasih kepada Pak Ghofur yang telah memberikan tugas merangkum materi dalam artikel ini. Sebagai seorang muslim seharusnya kita dapat meneladani sifat dan karakter Utsman bin Affan, karena ia memiliki sifat pemimpin.

      Suka

      Balas
  2. Shindi Nirmalasari( X IPA 3 )

    Setelah saya membaca mengenai masa pemerintahan khalifah Utsman bin Affan yang mengalami pasang surut hingga beliau sampai terbunuh dengan kejam oleh para pemberontak,Utsman memiliki sifat dan karakter yang patut dijadikan teladan bagi kita.Beliau adalah seorang ahli ekonomi terkenal tapi tetap memiliki jiwa sosia yang tinggi.Beliau tidak segan segan mengeluarkan seluruh harta kekayaannya untuk kepentingan agama dan masyarakat umum dan Utsman juga membawa kemajuan pada pemerintahannya yang luar biasa dimana peta islam dan bendera islam berkibar dari perbatasan Aljazair serta mempunya armada laut yg kokoh.

    Disukai oleh 1 orang

    Balas
  3. Shindi Nirmalasari( X IPA 3 )

    Setelah saya membaca mengenai masa pemerintahan khalifah Utsman bin Affan yang mengalami pasang surut hingga beliau sampai terbunuh dengan kejam oleh para pemberontak,Utsman memiliki sifat dan karakter yang patut dijadikan teladan bagi kita.Beliau adalah seorang ahli ekonomi terkenal tapi tetap memiliki jiwa sosia yang tinggi.Beliau tidak segan segan mengeluarkan seluruh harta kekayaannya untuk kepentingan agama dan masyarakat umum dan Utsman juga membawa kemajuan pada pemerintahannya yang luar biasa dimana peta islam dan bendera islam berkibar dari perbatasan Aljazair serta mempunya armada laut yg kokoh.

    Suka

    Balas
  4. Shindi Nirmalasari( X IPA 3 )

    Dari masa pemerintahan Utsman bin Affan yang mengalami pasang surut hingga beliau sampai terbunuh dengan kejam oleh para pemberontak.Utsman memiliki sifat dan karakter yang patut dijadikan teladan bagi kita beliau adalah seorang ahli ekonomi terkenal tapi tetap mempunyai jiwa sosial yang tinggi.Beliau tidak segan segan untuk mengeluarkan semua kekayaannya untuk kepentingan agama dan masyarakat umum dan beliau membawa kemajuan yang luar biasa pada saat pemerintahannya diman peta dan bendera islam berkibar dari perbatasan Aljazair serta mempunya armada laut yang kokoh.

    Suka

    Balas
  5. Nilam Cahya Ningrum

    Mengeluh hanya membuat hidup kita semakin tertekan sedangkan bersyukur akan senantiasa membawa kita pada jalan kemudahan

    Suka

    Balas
    1. Niliana x mia-3

      Seharusnya biografi ustman bin affan bisa ditulis lebih lengkap yaitu mengenai ttgl yaitu di tha’if , jazirah arab tahun 579M(42 SH) , wafat pd 17 juni 656M(17 dzulqaidah 35H). Dan mengenai nama ayah utsman bin affan adalah affan bin abi al-Ash

      Suka

      Balas
  6. Muflikhatul Afifah kelas X IPA 3

    Utsman bin Affan melanjutkan program Khalifah Umar Bin Khattab dalam perluasan wilayah Islam kepemimpinan Utsman bin Affan membuat banyak kecewa umat Islam karena usianya yang sudah tua 70 tahun dan karakternya lemah lembut ditambah kebijakannya dengan mengangkat kerabatnya menduduki jabatan penting prestasi Khalifah Usman bin Affan yaitu kodifikasi mushaf Alquran renovasi Masjid Nabawi pembentukan angkatan laut dan perluasan wilayah Islam.

    Suka

    Balas
  7. Sabilatul izza - x mipa 7

    Seharusnya dalam biografi lebih diperjelas pada tempat tanggal lahir utsman bin affan dan dalam menjelaskan sifatnya tidak hanya sifat yang dermawan namun lebih banyak lagi agar kita lebih tau sifat yang dimiliki oleh utsman untuk semuanya sudah bagus dan lengkap terimakasih bapak ghofur

    Suka

    Balas
    1. Anandita Istiqomah

      Kisah khalifah usman bin affan begitu luar biasa dalam masa perjuangan islam waktu itu.Dari sikap beliau yang dapat saya teladani begitu banyak salah satunya beliau orang yang berjiwa besar bagi umat islam.Semoga kita semua senantiasa dilindungi oleh Allah Subhanallahu wataala dan menjadi hamba yang semakin baik kedepannya amiin..

      Suka

      Balas
  8. Khasanatun Nafisah

    Sebaiknya pada proses pengangkatan Khalifah Ustman bin Affan disertai dengan isi pidato Khalifah Utsman bin Affan pada saat dibaiat.

    Suka

    Balas
  9. Lutfiya Nur Alfianti

    Saran saya,kita sebagai umat muslim harus memperdalam ilmu agama kita.
    Terlebih utama dalam belajar ilmu sejarah Islam,karena dapat menambah wawasan dan pengetahuan.
    Nama: Lutfiya Nur Alfianti
    Kelas: X IPA 4
    Absan: 18

    Suka

    Balas
  10. Sovia Alif R. F( X-ipa 1)

    Artikel tersebut sangat lengkap, memudahkan siswa dalam pembelajaran, agar lebih memudahkan lagi dan gak bikin binggung sebaiknya dibuat paragraph yang menjadikan lebih rapi

    Suka

    Balas
  11. Anandita Istiqomah

    Kisah khalifah usman bin affan begitu luar biasa dalam masa perjuangan islam waktu itu.Dari sikap beliau yang dapat saya teladani begitu banyak salah satunya beliau orang yang berjiwa besar bagi umat islam.Semoga kita semua senantiasa dilindungi oleh Allah Subhanallahu wataala dan menjadi hamba yang semakin baik kedepannya amiin..

    Suka

    Balas
  12. Muhammad Noor Faiz( X IPA 6)

    Masukan dari saya, boleh lah pak kalau sekali-kali diputarkan video/film pd saat dikelas tentang materi yg sedang di bahas misalkan film ttg Umar bin Khattab atau film yg lain video lucu misal ,kan film/video nya pasti banyak hehehehe. Biar anak* ini ada sedikit hiburan/refreshing

    Suka

    Balas
  13. Alfiana Nurul Jannah (10 IPA 2)

    Dengan belajar sejarah islam kita bisa mengambil banyak keteladanan dari nabi maupun para sahabatdan dapat membuat kita menginstropeksi diri untung selalu bersyukur, bahwa hidup dijaman dulu tak semudah jaman sekarang.

    Suka

    Balas
  14. FRISKA AULIA SAFARA

    Menurut saya, kita bisa meneladani sikap khalifah UTSMAN bin AFFAN, yang sangat arif,bijaksana dan dermawan. Walaupun begitu, khalifah UTSMAN bin AFFAN, tetap menjadi orang yang sabar dan tabah walaupun selalu difitnah oleh para orang orang yang tidak suka gaya kepemimpinannya. Maka kita sebagai generasi muda harus bisa meneladani sikap atau kisah yang dapat diambil dari khalifah UTSMAN bin AFFAN yaitu harus bisa menjadi orang yang maju. Dalam artian maju dalam mewujudkan islam yang rahmatan lil ‘alamin.😊

    Suka

    Balas
  15. Saskia Nazwa Anggraini

    Sebagai seorang muslim kita dapat meneladani sifat dan karakter Utsman bin Affan karena ia memiliki sifat seorang pemimpin yang familier dan humanis,walaupun ia memiliki kelemahan terhadap pemilihan pejabat dari kerabatnya sendiri yang kurang cakap.yang saya saluti dari cerita Utsman bin Affan ialah,saat timbulnya kekacauan dan terjadi fitnah yang melanda Utsman tetap bersabar dalam menanggapi hal tersebut,walaupun kenyataannya ialah ia tetap memberi keadilan ,dan tdk melakukan politis.fitnah menghendaki adanya orang-orang yang tidak berdosa menjadi korban(pembunuhan), dan Seorang Utsman memilih bersabar agar menjadi saksi kepada para sahabat bahwa perintahnya dan penumpahan darahnya dengan tanpa alasan yang benar.jadilah orang yang bersabar jika difitnah oleh seseorang,buktikan sampai kebenaran walaupun sampai pada akhir hayat.

    Suka

    Balas
  16. Nama : SANIA ROHMATUS SHOLIHAH

    Pada era globalisasi sekarang memang sangat penting untuk mengenalkan para pemuda pemudi tentang sejarah perjuangan dan perjalanan para khalifah Khalifah pada jaman dulu. Banyak hikmah yang dapat kita petik. Salah satunya adalah tentang kisah Khalifah Usman bin Affan. Terimakasih kepada penulis yang telah secara rinci menceritakan tentang perjalanan hidup Usman bin Affan yang penuh hikmah.

    Nama : Sania Rohmatus s.
    Kelas : X IPA 2

    Suka

    Balas
  17. Khotim Mboll

    Terimakasih pak ghofur yang telah memberikan murid-murid tugas merangkum materi dalam artikel ini, yaitu Pertumbuhan dan Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Khalifah Utsman bin Affan. Dengan demikian, murid-murid akan membaca dan mempelajari sejarah dalam artikel ini. Sehingga diharapkan murid-murid mampu meneladani sikap dan sifat Utsman bin Affan, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
    Nama: Nur Khotimah
    Kelas: X MIA-2
    No absen: 28

    Suka

    Balas
  18. Haikal Ilam. F

    Pertama, sangat berterimakasih atas materinya. Berhubung materi yang disajikan seperti diatas sangat membantu. Saran saya mungkin dalam mapel SKI ini dapat dibuatkan ringkasan materi seperti yang diatas atau mungkin lebih ringkas lagi. Dan sehubungan buku yang tidak memadai jadi lebih baik dibuatkan seperti itu, agar semua siswa dapat menikmati serta lebih ringan dan mudah untuk mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam

    Suka

    Balas
  19. Refani Febriosa (X IPA 1)

    Menurut saya,jika dicermati dari kisah Khalifah Utsman Bin Affan yang terdapat pada uraian teks diatas,sangat memberi manfaat dan menginspirasi sekali bagi umat muslim di era sekarang ini.
    Banyak contoh teladan yang baik yang dapat kita contoh dari Khalifah Utsman bin Affan.
    Begitu besar jasa beliau terhadap peradaban dan kemajuan agama Islam,yang paling luar biasa adalah Mulia budi pekerti dan Kedermawanan beliau.
    Jasa dan prestasi beliau sangat banyak, termasuk dalam proses pembukuan Al-Qur’an.
    Semoga dengan membaca uraian teks pada blog diatas,dapat memberikan pengajaran dan memotivasi kita agar lebih baik kedepannya.
    Aamin

    Suka

    Balas
  20. Insani Adilla Salma

    Alhamdulillah, artikel bapak sangat bermanfaat sekali. Namun pembahasan biografi disana kurang lengkap karena belum diketahui tanggal, bulan, dan tahun lahir secara jelas, begitupun dengan kapan meninggalnya Usman. Terimakasih.

    Suka

    Balas
  21. Dinny Maretta Belia Putri

    Menurut saya Kisah Utsman bin Affan ini bisa menjadi suatu contoh bagi kita semua tentang bagaimana menjadi seorang pemimpin yang bisa bertanggung jawab, dan semoga kisah Utsman ini dapat menjadi suri tauladan bagi yang membacanya.
    Untuk Sarannya Sebaiknya biografi utsman lebih dilengkapi lagi dengan menyertakan tanggal lahir Khalifah utsman dan menyertakan tanggal kapan beliau wafat. Sekian Terimakasih,

    Suka

    Balas
  22. Maharani Mustika Bekti (IPA 1)

    Tulisan rapi dan enak dibaca. Sehingga saya dapat memahami kisah Utsman bin Affan dengan mudah.
    Dari sini dapat saya simpulkan, bahwa tidak ada jalan yang mulus bagi pemimpin agar bisa membuat rakyat percaya. Sekalipun prestasi yang diraih telah banyak dan menakjubkan.
    Sebagai umat muslim, kita hendaknya bersyukur karena dapat membaca Alquran dengan mudah karena adanya mushaf.

    Suka

    Balas
  23. Widatul Awaliyah (X-IPA 2)

    Ringkasan Utsman bin Affan di atas sangat bermanfaat karena dengan itu,saya bisa mengerti dan faham tentang sifat dan gaya kepemimpinan Utsman bin affan yang patut ditiru

    Suka

    Balas
  24. Widatul Awaliyah (X-IPA 2)

    Ringkasan Utsman bin Affan di atas sangat bermanfaat karena dengan itu,saya bisa mengerti dan faham tentang sifat dan gaya kepemimpinan Utsman bin affan yang patut ditiru

    Suka

    Balas
  25. Amanda Aulia Safitri (X-IPA 2)

    Kisah khalifah Utsman bin Affan sangat patut diteladani contohnya dermawan ia memberikan sebagian kekayaannya untuk kepentingan umat islam dan tidak untuk kepentingan dirinya sendiri sehingga kisah ini bisa memotivasi kita untuk sering bersedekah

    Suka

    Balas
  26. Amanda Aulia Safitri (X-IPA 2)

    Kisah khalifah Utsman bin Affan sangat patut diteladani contohnya dermawan ia memberikan sebagian kekayaannya untuk kepentingan umat islam dan tidak untuk kepentingan dirinya sendiri sehingga kisah ini bisa memotivasi kita untuk sering bersedekah dan mengasihi

    Suka

    Balas
  27. Khasanatun Nafisah ( x IPA 7)

    Sebaiknya pada saat proses pengangkatan Khalifah Ustman bin Affan ditambah isi dari pidato Khalifah Utsman bin Affan pada saat di baiat

    Suka

    Balas
  28. Amanda Aulia Safitri (X-IPA 2)

    Kisah Utsman bin Affan sangat patut diteladani contohnya ia sangat dermawan dengan memberikan sebagian kekayaannya untuk umat muslim dan tidak untuk dirinya sendiri,kisah tersebut memberikan contoh agar kita lebih sering bersedekah

    Suka

    Balas
  29. Deacy Eka Arifiyanti

    Menurut saya sosok Utsman adalah tokoh yang wajib kita contoh sifat dan sikapnya serta kita jadikan panutan dalam menjalani kehidupan sehari hari. Beliau memiliki sifat yang sangat mulia yang jarang orang punya yakni kedermawanan uang luar biasa. Beliau rela melakukan apa saja bahkan menyumbangkan berapapun harta yang beliau miliki demi memperjuangkan Islam agar bisa mendunia . Tapi ada juga yang tidak harus kita contoh yakni menjadikan saudara-saudaranya sebagai pejabat karena kita tidak harus melakukan itu. Oleh karena itu kita harus mencontoh yang baik dan meninggalkan yang buruk dari sifat dan sikap yang dimiliki oleh Khalifah Utsman bin Affan.

    Suka

    Balas
  30. Afiifah Paramitha Azzahra

    Hal yang patut diteladani dari sosok khalifah usman sangat banyak, misalnya bertanggung jawab, bijaksana, dan masih banyak sifat mulia yang ada pada diri usman. Sifat dan kepribadian usman yang dermawan serta rela meyumbangkan sebagian kekayaannya untuk pemerintahan islam memang Patut di teladani. Tetapi menjadikan semua kerabat untuk dijadikan sebagai pejabat itu hal yang salah. Maka dari itu kita dapat mengambil sisi positif dari khalifah usman untuk kita jadikan sebagai inspirasi dan teladan bagi kita. Terimakasih

    Suka

    Balas
  31. Dwi Maulinda Mayasari

    Terima kasih sebelumnya kepada Pak Ghofur yang sudah menyajikan materi diatas yang sangat membantu sekali dalam belajar kami.
    Materi pertumbuhan dan perkembangan peradaban islam pada masa khalifah Utsman bin Affan banyak sekali pelajaran yang dapat dipetik khususnya dalam perjalanan kehidupan Utsman bin Affan. Semoga dengan adanya artikel ini dapat menjadi pacuan kita agar dapat mencontoh pribadi khalifah Utsman bin Affan.
    Sekian terima kasih…

    Suka

    Balas
  32. Dwi Maulinda Mayasari(10 IPA 2)

    Terima kasih sebelumnya kepada Pak Ghofur yang sudah menyajikan materi diatas yang sangat membantu sekali dalam belajar kami.
    Materi pertumbuhan dan perkembangan peradaban islam pada masa khalifah Utsman bin Affan banyak sekali pelajaran yang dapat dipetik khususnya dalam perjalanan kehidupan Utsman bin Affan. Semoga dengan adanya artikel ini dapat menjadi pacuan kita agar dapat mencontoh pribadi khalifah Utsman bin Affan.
    Sekian terima kasih…

    Suka

    Balas
  33. Uswatun Nurul Afifah(X ipa 3)

    Utsman bin Affan mengalami perlawanan yang keras terhadap dirinya. Pangkal utama dari pergerakan melawan Utsman adalah kabar palsu yang semakin bertebaran luas. Surat tersebut berisi bahwa khalifah menginstruksikan kepada setiap gubernur di Provinsi untuk mengeksekusi pemberontak ditambah lagi terdapat surat palsu yang mengatasnamakan Thalhah, Zubair, dan isteri Nabi untuk memulai pemberontakan. Sejatinya tidak ada satupun dari surat yang tersebar itu bernilai benar. Sayangnya, kebanyakan masyarakat sudah banyak termakan kabar palsu sehingga pemberontakan sulit dikendalikan.

    Suka

    Balas
  34. YUDHIS INDRA SETYAWAN (X-IPS4)

    Kisah Utsman bin Affan sangat patut di contoh karena ia sangat dermawan dengan memberikan sebagian kekayaannya untuk umat muslim dan tidak untuk dirinya sendiri,kisah tersebut memberikan contoh agar kita lebih sering bersedekah

    Suka

    Balas

Tinggalkan komentar